Bismaillah
Disekeliling kita
banyak sekali seorang sahabat,mulai dari sahabat kecil teman bermain,sahabat
sekelah,sahabat kampus bahkan tidak hanya di dunia nyata di dunia maya pun kita
mempunyai teman,ratusan mungkin ribuan sahabat yang kita kenal. Namun yang jadi
pertanyaan apakah sahabat yang kita kenal adalah benar-benar seorang
sahabat,apa kah ia sahabat sejati kita, atau mungkin ia hanya seorang sahabat
formalitas saja, karena kenal di suatu tempat,di sekolah,di kampus satu tempat
duduk sehingga dengan terpaksa menjadi sahabat kita. Seorang sahabat akan
mempengaruhi kita bagaimana cara kita bergaul,bagaimana kita bertingkahlaku,
jika kita salah mencari sahabat maka kita akan terjerumus dengan hal-hal yang
buruk, bahkan mengajak kita untuk masuk neraka.
Oleh karena itu kita
harus benar-benar dalam mencari sahabat karena terkadang ada sahabat yang hanya
memanfaatkan kita bahkan ingin menjatukan dan menyakiti kita. Carilah sahabat sejati
yang jika bersahabat dengannya mengajak kebaikan dan mendekatkan diri kita
kepada sang Pencipta.
Sahabat sejati adalah
ia yang selalu mengingatkan tatkala kita lupa dan menasehati kita secara halus
jika kita bersalah, ia akan selalu senantiasa memotivasi kita tatkala kita rapuh
dan ia selalu ada tatkala, ia tak akan segan mengajak kita melakukan kebaikan
dan tak segan melarang kita jika akan melakukan kesalahan, ia akan selalu
menuntun kita kejalan yang mendekatkan kita Kepada Allah, dan senantiasa
menjadikan nabi muhammad sebagai suri tauladan.Namun apakah hari ini masih ada
sahabat sejati seperti yang disebutkan diatas?. Jika kita berusaha menjadi teladan yang baik
allah akan mempertmukan kita pada sahabat yang baik.
Sahabat sejati memberi
tanpa minta imbalan,menasehati tanpa diminta. Sahabat sejati senantiasa
memberikan cinta, membangun ukhuwah serta memberikan kasih dan sayang, dalam
doa malam mengalir nama-nama sahabatnya, berani berkorban dan rugi untuk
sahabatnya. Semuanya dipersembahkan untuk sahabatnya, satu keinginan nya bila
ia mencintai sahabatnya ia berharap allah
mencintainya pula.
Sahabat sejati tak
pernah menukar cinta dengan uang atau harta. Tak mengukur ukhuwah dengan selalu
memberi, tak membagi kasih an sayang dengan sebuah pujjian,. Namun ia berikan
semua untuk satu satu harapan yaitu surga yang penuh kenikmatan. Oleh karena
itu carilah teman sejati dan jadilah teman yang sejati.
Alkisah,suatu
hari dizaman Rasulullah ada dua orang sahabat baik yang bekerja sebagai
pengembala kambing. Pada suatu hari sahabat yang pertama bertanya kepada
sahabat yang kedua “ apakah benar engkau sahabat ku yang benar-benar sahabat?”,
sahabat yang kedua menjawab “bukan kah kita dari kecil hingg besar selalu
bersama dan saya tak pernah menyakitimu. Apa lagi bukti yang engkau inginkan
bahwa aku ini adalah sahabatmu yang baik?” kemudian sahabat pertama membentak “sesungguhnya
engkaulah manusia yang paling pendusta”, sahabat yang kedua tadi kebingungan dan
bertanya “ apa kesalahan ku sehingga engkau berkata seperti itu, kemudian
sahabat pertama berkata “pulanglah engkau kerumahmu dan kembalilah besok jika
engkau udah ketemu jawabannya.
Seharian
sahabat kedua tadi mencari sebab kemarahan sahabat pertama namun tak kunjung
mendapatkan nya, akhirnya esok hari sahabat kedua kembali menemui sahabat
pertama dan berkata” wahai sahabatku puas sudah saya seharian mencari
jawabannya namun tak kunjung saya dapatkan,katakan lah sahabat apa kesalahanku
hingga engkau sangat marah” sambil menangis
tersedu-sedu. Sahabat pertama menatap wajah sahabat kedua dengan sangat
tajam dan berkata kesahabat yang kedua” pernah engkau mengingatkan ku supaya
mengucapkan kalimat syahadat dan bershalawat kepadi nabi Muhammad SAW ketika
kita beristirahat saat lelahnya kerja ketika berbicara?” sahabat kedua
menggeleng.
“Pernah
engkau mengingatkanku untuk segera shalat ketika mendengar suara azan?”
lagi-lagi sahabat kedua menggeleng. “ pernah engkau menasehatiku berpuasa
ketika bulan ramadhan dan berzakat? Lagi-lagi sahabat kedua menggeleng kepala
dengan gerimis tangisnya yang kian membasah.
Kemudian
yang terakhir “ pernah kah engkau mengajak aku menunaikan ibadah haji jika kita
dikarunia rejeki yang berkecukupan?” sahabat kedua terus menangis tersiak-siak.
“tidak pernah bukan, lantas layakah engkau bergelar sahabatku, bahkan engkau
tak pernah membawaku melarikan diri dari neraka jahannam, inikah yang
sebenar-benarnya sahabat?”.
Semoga bisa mengambil
hikmah dari kisah diatas.
Tulisan ini
terinspirasi dari buku Islam KTP.
Wallahua’alam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar