Pages - Menu

Kamis, 25 Februari 2016

Sahabat Sejati




Bismaillah

Disekeliling kita banyak sekali seorang sahabat,mulai dari sahabat kecil teman bermain,sahabat sekelah,sahabat kampus bahkan tidak hanya di dunia nyata di dunia maya pun kita mempunyai teman,ratusan mungkin ribuan sahabat yang kita kenal. Namun yang jadi pertanyaan apakah sahabat yang kita kenal adalah benar-benar seorang sahabat,apa kah ia sahabat sejati kita, atau mungkin ia hanya seorang sahabat formalitas saja, karena kenal di suatu tempat,di sekolah,di kampus satu tempat duduk sehingga dengan terpaksa menjadi sahabat kita. Seorang sahabat akan mempengaruhi kita bagaimana cara kita bergaul,bagaimana kita bertingkahlaku, jika kita salah mencari sahabat maka kita akan terjerumus dengan hal-hal yang buruk, bahkan mengajak kita untuk masuk neraka.

Oleh karena itu kita harus benar-benar dalam mencari sahabat karena terkadang ada sahabat yang hanya memanfaatkan kita bahkan ingin menjatukan dan menyakiti kita. Carilah sahabat sejati yang jika bersahabat dengannya mengajak kebaikan dan mendekatkan diri kita kepada sang Pencipta.
Sahabat sejati adalah ia yang selalu mengingatkan tatkala kita lupa dan menasehati kita secara halus jika kita bersalah, ia akan selalu senantiasa memotivasi kita tatkala kita rapuh dan ia selalu ada tatkala, ia tak akan segan mengajak kita melakukan kebaikan dan tak segan melarang kita jika akan melakukan kesalahan, ia akan selalu menuntun kita kejalan yang mendekatkan kita Kepada Allah, dan senantiasa menjadikan nabi muhammad sebagai suri tauladan.Namun apakah hari ini masih ada sahabat sejati seperti yang disebutkan diatas?.  Jika kita berusaha menjadi teladan yang baik allah akan mempertmukan kita pada sahabat yang baik.

Sahabat sejati memberi tanpa minta imbalan,menasehati tanpa diminta. Sahabat sejati senantiasa memberikan cinta, membangun ukhuwah serta memberikan kasih dan sayang, dalam doa malam mengalir nama-nama sahabatnya, berani berkorban dan rugi untuk sahabatnya. Semuanya dipersembahkan untuk sahabatnya, satu keinginan nya bila ia mencintai sahabatnya ia berharap allah  mencintainya pula.

Sahabat sejati tak pernah menukar cinta dengan uang atau harta. Tak mengukur ukhuwah dengan selalu memberi, tak membagi kasih an sayang dengan sebuah pujjian,. Namun ia berikan semua untuk satu satu harapan yaitu surga yang penuh kenikmatan. Oleh karena itu carilah teman sejati dan jadilah teman yang sejati.

Alkisah,suatu hari dizaman Rasulullah ada dua orang sahabat baik yang bekerja sebagai pengembala kambing. Pada suatu hari sahabat yang pertama bertanya kepada sahabat yang kedua “ apakah benar engkau sahabat ku yang benar-benar sahabat?”, sahabat yang kedua menjawab “bukan kah kita dari kecil hingg besar selalu bersama dan saya tak pernah menyakitimu. Apa lagi bukti yang engkau inginkan bahwa aku ini adalah sahabatmu yang baik?” kemudian sahabat pertama membentak “sesungguhnya engkaulah manusia yang paling pendusta”, sahabat yang kedua tadi kebingungan dan bertanya “ apa kesalahan ku sehingga engkau berkata seperti itu, kemudian sahabat pertama berkata “pulanglah engkau kerumahmu dan kembalilah besok jika engkau udah ketemu jawabannya.

Seharian sahabat kedua tadi mencari sebab kemarahan sahabat pertama namun tak kunjung mendapatkan nya, akhirnya esok hari sahabat kedua kembali menemui sahabat pertama dan berkata” wahai sahabatku puas sudah saya seharian mencari jawabannya namun tak kunjung saya dapatkan,katakan lah sahabat apa kesalahanku hingga engkau sangat marah” sambil menangis  tersedu-sedu. Sahabat pertama menatap wajah sahabat kedua dengan sangat tajam dan berkata kesahabat yang kedua” pernah engkau mengingatkan ku supaya mengucapkan kalimat syahadat dan bershalawat kepadi nabi Muhammad SAW ketika kita beristirahat saat lelahnya kerja ketika berbicara?” sahabat kedua menggeleng.

“Pernah engkau mengingatkanku untuk segera shalat ketika mendengar suara azan?” lagi-lagi sahabat kedua menggeleng. “ pernah engkau menasehatiku berpuasa ketika bulan ramadhan dan berzakat? Lagi-lagi sahabat kedua menggeleng kepala dengan gerimis tangisnya yang kian membasah.

Kemudian yang terakhir “ pernah kah engkau mengajak aku menunaikan ibadah haji jika kita dikarunia rejeki yang berkecukupan?” sahabat kedua terus menangis tersiak-siak. “tidak pernah bukan, lantas layakah engkau bergelar sahabatku, bahkan engkau tak pernah membawaku melarikan diri dari neraka jahannam, inikah yang sebenar-benarnya sahabat?”.

Semoga bisa mengambil hikmah dari kisah diatas.
Tulisan ini terinspirasi dari buku Islam KTP.


Wallahua’alam bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar