Berapa
IPK mu??
Ini
lah pertanyaan angker bagi mahasiswa yang kemampuan intelektualnya menengah
kebawah, padahal IPK bukan lah salah satu-satunya cara dalam mengukur suatu kepintaran seseorang, karena kita tidak
pernah tau bagaimana seseorang memperoleh IPK, bisa saja IPK tinggi hasil
menyontek, melobi dosen, Dan lain-lain.
IPK
atau indeks Prestasi Kumulatif bagi sebagian orang merupakan acuan keberhasilan
dalam pembelajaran di dunia kampus,sehingga ipk merupakan sesuatu momok yang
sangat menakukan bagi sebagian mahasiswa, dan ipk biasanya dijadikan sebagai standar
persaingan antar mahasiswa, dan merupakan syarat utama bagi perusahaan dalam mencari IPK,
sehingga wajar ketika mahasiswa berusaha keras dalam mencari IPK yang bagus dan
cemerlang.
Namun
apa daya, seperti yang di katakan pepatah “ ingin
hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai” ternyata setelah berusaha
keras agar mendapatkan IPK yang bagus, tetapi hasil nya tetap saja kurang memuaskan,IPK
yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan atau dengan kata lain dibawah
standar, sehingga membuat mahasiswa merasa galau dan putus asa, Namun kita
tidak perlu menyesal dan putus asa karena Tuhan sudah mengatur kehidupan
seseorang, pasti ada kekurangan dan kelebahin masing-masing pada setiap diri
seseorang oleh karena itu fokuslah pada kelebihan kita dari pada menyesali dan
menangisi IPK yang kita peroleh hanya membuat diri ini semakin kecewa dan putus
asa lebih baik memikirkan hal-hal yang membuat kita lebih semangat, mari kita coba
mulai berpekir menjadi mahasiswa yang istimewa meskipun IPK rendah, Anggaplah
kuliah itu seperti menu makanan, IPK adalah nasinya, pengembangan Skill dan
pola pikir adalah lauk pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan
nasi saja tanpa lauk pauk maka kita akan kekurangan gizi, seperti yang kita
ketahui bahwa tujuan kuliah itu tidak hanya mendewakan IPK saja tetapi kita juga membutuhkan soft skill dan
pola pikir, bisa saja kita kita gagal mendapatkan prestasi akademik secarah
yang di harapkan karena mungkin sibuk di organisasi kampus atau di komunitas
yang diikuti.
Menangisi
IPK yang kita peroleh karena tidak sesuai dengan harapan hanya akan membuat
kita lupa bahwa kita mempunyai potensi-potensi yang tidak bisa diukur dengan sebuah angka, bukan kah dengan
mengikuti sebuah komunitas dan organisasi-organisasi selama ini telah menimpa
dan mengubah pola pikir serta menambah soft skill yang dibutuhkan sebagai
seorang profesional? Dengan mengandalkan soft skill bisa saja kita menjadi
salah satu karyawan yang dicari-cari perusahaan, dengan pola pikir yang maju
kita bisa saja menjadi orang yang berkembang dan sukses tanpa mengandalkan
nilai di ijazah, karena banyak orang yang kaya dan sukses mereka tak ber
ijazah, setap orang mempunyai kelebihan masing-masing, jadi haram hukumnya
untuk cepat menyerah karena IPK yang rendah.
IPK
tak sepenuhnya menentukan masa depan seseorang bahkan yang lebih berpengaruh
adalah karakte kepeimimpinan seseorang atau jiwa leadersihpnya, terkadang
banyak mahasiswa susah tidur,galau karena memikirkan IPK yang rendah, takut
jika masa depan nya akan suram karena IPK yang rendah, kita tidak perlu
khawatir dengan IPK yang rendah karena itu adalah hasil maksimal yang telah
kita usahakan, perhatikan potensi lain yang akan membuat kita menjadi orang
besar misalnya dengan memupuk jiwa kepemimpinan dengan aktif di organisi dan
komunitas-komunitas yang disukai, karena banyak orang yang IPK nya rendah
menjadi orang besar karena memilik jiwa kepemimpinan dan managerial yang baik.
Mendapatkan
IPK yang tidak sesuai harapan akan membuat kita sadar bahwa hasil usaha tidak
harus berbentuk angka,ilmu yang bermanfaat adalah hal yang utama, misal kita
aktif dalam suatu organisi dan aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial
yang bisa membantu orang yang membutuhkan baik berupa pendidikan,kesehatan,ekonomi
dan lain-lain,ini lebih baik dari pada IPK tinggi yang di peroleh tidak
bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Meskipun belum bisa meras bangga dengan IPK
yang diperoleh sekarang, tapi pastikan kita mempunyai bekal lain yang bisa
diandalkan yaitu segudang pengalaman, meskipun kita tidak bisa membawa
sederetan nilai A di transkip tapi kita punya begitu banyak pengalaman yang
tidak semua mahasiwa dapatkan karena kita merupakan aktivis organisasi.
Naif
jika mengatakan bahwa IPK merupakan hal yang tidak penting sama sekali, tetapi
naif juga menggantungkan masa depanmu pada angka-angka mati, iajazah mungkin
hanya syarat pertama dalam penyeleksian berkas setelah itu perusahaan akan
menggali dari dirimu kualitas yang lebih dari sebatas angka yang tertera di
ijazah. Tentu perusahaan akan melakukan wawancara akan menanyakan potensi apa
yang dimiliki, pengalaman, amanah yang pernah kita ambil tentu ini kan menjadi
point yang sangat penting bagi kita yang sudah mempunyai soft skill dan banyak
pengalaman oleh karena itu tidak boleh berkecil hati meskipun IPK rendah.
Dan
kita tidak perlumengutuk diri sendiri, jika masih banyak punya waktu dan
peluang, saat nya kita mengevaluasi diri cara belajar kita, jika memang cara
belajar kita ada yang kurang baik di perbaiki, akan tetapi jika uasaha sudah di
lakukan secara maksimal masih belum bisa mendapatkan IPK yang baik mungkin
tuhan mempunyai raencana lain, dan maksimalkan di potensi kita yang lain
seperti jiwa kepemimpinan,soft skill dan pengalaman.
Wallahua’alam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar